Thursday, October 20, 2011

BELAJAR DARI TRAGEDI LIBYA

Mohammar Khadaffi yang pernah berkuasa selama 42 tahun di Libya akhirnya tewas dibantai oleh bangsanya sendiri yang tergabung didalam kelompok oposisi (NTC) dan dibantu oleh sekelompok negara-negara asing yang tergabung didalam aliansi NATO,dimana diantara negara-negara yang ikut membantainya dulunya adalah negara-negara dimasa ia berkuasa menjadi negara yang menjadi sahabat kentalnya,seperti Prancis .Bahkan secara terbuka Khadaffi dimedia elektronik pernah menyatakan ia pernah menyumbangkan dana jutaan dollar untuk mendukung agar sang pemimpin tsb menjadi Presiden yakni Presiden Prancis (Sarkozy).Dan justru Sarkozy adalah satu-satunya berkeinginan sangat kuat untuk menggulingkan Khadaffi dari singgsana kekuasaannya dengan kenderaan NATO,dimana Prancis menjadi komandan pasukan NATO didalam rangka penggulingan KHadaffi.
Banyak pelajaran yang dapat dipetik oleh bangsa ini terkait dengan 'tragedi Libya' ini.
  1. Khadaffi adalah sosok komandan sejati demikian banyak pengamat Barat mengatakan demikian diberbagai media elektronik. Ketika seorang Khadaffi memiliki banyak kesempatan untuk lari dan bersembunyi diberbagai negara tetangganya dan dinegara-negara Afrika yang berhubungan baik dan masih bersimpati kepadanya,tetapi itu tidak dilakukannya.Khadaffi lebih memilih mati terhormat ditengah-tengah pasukan yang loyal kepadanya,daripada lari secara pengecut dan kemudian mati dikasur yang empuk.Sebagai pemimpin Khadaffi menunjukan loyalitasnya kepada pasukan yang loyal kepadanya dan secara tak langsung ia mengatakan," kalau anda siap mati berjuang untuk saya,maka saya juga siap mati untuk anda".Khadaffi sebagai pemimpin berada ditengah-tengah pasukannya untuk merasakan apa yang mereka rasakan,dan siap mati bersama-sama dengan pasukannya. Sebagai seorang pemimpin apa yang dilakukan Khadaffi memberikan motivasi yang luar biasa bagi pasukannya,dan itu terbukti sekalipun Khadaffi dan pasukannya dikeroyok oleh pasukan oposisi dan aliansi NATO yang selalu membombardir pasukannya dengan pesawat tempur canggih,namun tidak menyurutkan perlawanan dari pasukan yang loyal kepada Khadaffi,bahkan dengan senjata dan posisi terjepit sekalipun,pasukan yang loyal dengan Khadaffi berkali-kali berhasil mengusir pasukan oposisi,bahkan berkali-kali pula berhasil merebut beberapa wilayah vital di Libya.Dan pasukan oposisi plus NATO butuh waktu tujuh bulan untuk bisa menghentikan perlawanan Khadaffi.Pembelajaran yang bagus untuk dapat dipetik oleh 'mereka-mereka yang menyebutkan dirinya sebagai pemimpin',bahwa seorang pemimpin hanya akan memperoleh keberhasilan dan kesuksesan apabila ia mampu mewujudkan kebersamaan dengan yang dipimpinnya,melalui sikap,tingkah laku,serta kebijakan yang pro kepada yang dipimpin. Seorang pemimpin yang baik tidak hanya bisa memerintah,tetapi juga harus bisa melakukan apa yang ia perintahkan.Seorang pemimpin harus mempunyai 'empati' serta 'rasa memiliki' kepada yang dipimpin,sehingga mereka yang dipimpin akan senantiasa 'patuh' terhadap kebijakan sang pemimpin.Bandingkan dengan mereka yang menyebut dirinya sebagai pemimpin,yang ada disekitar kita? apakah mereka bisa menjadi tauladan bagi yang dipimpinnya?atau, adakah mereka bersedia mengatakan yang salah adalah saya,bukan anggota saya?atau,apakah mereka pernah memperhatikan kesulitan atau masalah yang dihadapi orang yang dipimpinnya demi melaksanakan kebijakannya?atau, pernahkah para pemimpin itu mengatakan terimakasih anda telah melaksanakan perintah saya dengan baik?atau dan atau pertanyaan-pertanyaan lain yang mungkin muncul,ketika membandingkan sang pemimpin tersebut dengan seorang Khadaffi. Karena memang faktanya untuk mencari 'seorang pemimpin sejati' sama sulitnya dengan mencari jarum pada tumpukan jerami.Karena type pemimpin ada disekitar kita sekarang pada umumnya adalah pemimpin yang mempunyai type buang badan,suka keberhasilan tanpa harus tahu apalagi merasakan bagaimana keberhasilan tersebut bisa diperoleh,mempunyai prinsip bawahan adalah sumber pendapatan dan sumber yang bisa dikorbankan,sangat pintar kali-kali tetapi lupa akan bagi-bagi.
  2. Pembelajaran kedua,jangan sekali-kali mengundang pihak luar untuk menyelesaikan konflik yang terjadi dirumah kita,sebelum kita mengenal dengan baik secara menyeluruh siapa pihak luar itu.Karena dalam menyelesaikan konflik internal 'mengundang pihak luar' terkadang bukanlah merupakan suatu solusi yang bijak. Karena bagaimanapun pihak luar yang diundang belum tentu dapat menyelesaikan masalah yang terjadi,tetapi bisa-bisa malah menimbulkan masalah baru.Seperti yang terjadi di Libya,kehadiran negara-negara Barat yang tergabung dalam NATO,yang membantu oposisi melenyapkan rezim Khadaffi ditenggarai memiliki 'agenda tersendiri,untuk menguasai sumber minyak Libya'.Karena memang 'tidak ada sarapan pagi yang gratis' demikian dikatakan 'Cicero' seorang ahli kenegaraan yang hidup ribuan tahun yang lalu.Sejarah telah membuktikan bagaimana sekarang hasil sumber daya alam di Afghanistan,dan Irak dikuasai secara penuh oleh negara-negara barat utamanya Amerika Serikat.Seyogyanya peristiwa ini menjadi pembelajaran yang baik oleh semua pihak untuk sedapat mungkin menyelesaikan konflik internal secara baik dan benar serta sedapat mungkin tidak melibatkan pihak-pihak luar.
  3. Didalam ilmu politik diajarkan 'didalam politik tidak ada pertemanan yang abadi,tetapi yang ada hanya kepentingan abadi'.Kita dapat melihat bagaimana negara-negara yang dulu adalah sahabat baik dari seorang Khadaffi justru sekarang menjadi musuh utama yang turut menjungkalkannya dari tampuk kekuasaannya.Dan ini adalah pembelajaran ketiga,jangan pernah terlalu percaya kepada apa yang disebut 'persahabatan' dalam bidang kehidupan yang ada 'persaingan dan kepentingan'.Sikap kehati-hatian serta kewaspadaan adalah dua hal yang harus dipegang dan dijalankan oleh orang-orang yang hidup didunia seperti itu.

Wednesday, August 17, 2011

REFLEKSI HUT KE-66 REPUBLIK INDONESIA

Hari ini (17 Agustus 2011) usia Republik ini mencapai usia ke-66. Kalau melihat usia ke-66 rasa-rasanya semua orang sepakat bahwa usia Republik ini sudah sangat dewasa,kalau bisa dikatakan terkategori sebagai 'manula'.Tapi layaknya seorang manusia ada adigium 'tua-tua kelapa,makin tua makin berminyak' ,yang terjadi bukan makin tua makin berminyak tapi malah makin berkarat dan susah untuk bergerak,dan bisa-bisa macat ataupun patah. Karena memang faktanya diusia ke-66 ini,bangsa ini tidak pernah bisa lepas dari masalah kemiskinan,kemelaratan,dan kebodohan.

Didalam Pembukaan UUD-1945 alinea ke-IV,secara jelas dinyatakan bahwa tujuan Kemerdekaan Republik Indonesia yang diProklamasikan pada hari Jum'at,17 Agustus 1945 diJl.Pengangsaan Timur Jakarta jam 10.00 WIB,adalah ...memajukan kesejahteraan umum,mencerdaskan kehidupan bangsa,dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia...,ternyata sampai diusianya yang cukup tua ini hanya bisa memajukan kesejahteraan para koruptor,mencerdaskan para mafia hukum,dan ikut serta mengupayakan para koruptor lari keberbagai penjuru dunia.Ironis sekaligus cukup tragis bagi suatu negara yang didirikan melalui pengorbanan nyawa dan harta para pahlawan bangsa,yang pada akhirnya yang menikmati perjuangannya adalah hanya segelintir orang-orang tamak,rakus,dan cendrung oportunis,karena tidak memikirkan nasib orang lain yang mungkin saja harus makan nasi 'aking' demi menyambung hidupnya.

Dibandingkan dengan negara-negara lain yang mungkin usia kemerdekaannya jauh lebih muda dari bangsa ini,atau mungkin luas wilayahnya juga tidak seluas wilayah republik ini,atau mungkin juga sumber daya alamnya tidak sekaya republik ini,tapi pemerintahnya mampu menciptakan kesejahteraan rakyat jauh diatas rata-rata kehidupan bangsa ini. Ada apa? mengapa bisa demikian? dan banyak lagi pertanyaan demi pertanyaan yang selalu muncul ketika Negara Republik Indonesia ini merayakan hari jadinya.Mungkin ada yang mengatakan," Bung berbicara memang gampang,tapi kalau anda jadi pemerintah apakah anda mampu mengangkat harkat kehidupan rakyat ini?". Jawabannya cukup sederhana,kalau ada anak bangsa yang siap untuk menjadi pemerintah,bahkan sampai menghabiskan dana yang cukup besar untuk mempersiapkan dirinya untuk menjadi pemerintah,tentunya yang bersangkutan tahu bahwa seyogyanya ia memang mampu jadi 'pemerintah' yang siap untuk menampung ribuan aspirasi bahkan jutaan keinginan dan harapan dari rakyat yang dipimpinnya.Kalau ia ternyata tidak mampu melaksanakan keinginan-keinginan dari rakyatnya seyogyanya jangan pernah berkeinginan jadi pemerintah,dan patut dipertanyakan apa motivasinya menjadi pemerintah?


Menurut pendapat saya ada beberapa faktor penyebab yang menyebabkan bangsa ini masih tidak dapat bangkit dari kemiskinan,kemelaratan,dan kebodohan,yakni :
  • Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa tidak benar-benar dihayati,apalagi diamalkan oleh rakyat dan utamanya pemegang kekuasaan.
  • Sistem demokrasi kita sekarang lebih berorientasi kepada tyrani kepartaian,yang berarti bahwa orientasi kekuasaan tergantung kepada keinginan dan kemauan partai pemegang suara terbanyak,yang sayangnya keinginan dan kemauan partai tidak selamanya berorientasi kepada kepada kepentingan rakyat,tetapi lebih kepada bagaimana agar kebijaksanaan pemerintah dengan kekuasaannya dapat lebih melanggengkan kemenangan partai,sehingga adigium 'VOX POPULI VOX DEI (suara rakyat adalah suara Tuhan)" terpinggir dan dipinggirkan.Pelaksanaan demokrasi baik untuk calon legislatif,maupun eksekutif,selalu diwarnahi dengan politik uang. Rakyat dengan kemiskinan,kemelaratan,dan kebodohannya dieksploitasi dengan uang,akibatnya calon yang terpilih bukan karena kualitas kepemimpinan,etika,ataupun yang memiliki empati kepada rakyat (kerakyatan),tetapi lebih kepada siapa yang punya banyak uang. dan sayangnnya kondisi rakyat seperti ini seolah-olah terus dibiarkan oleh pemerintah yang berkuasa secara silih berganti,dengan tujuan agar kekuasaannya tetap langgeng.persis sama seperti yang dilakukan oleh penjajah Belanda beberapa abad yang lalu,yang sengaja memarginalkan rakyat agar kekuasaanya tetap langgeng.
  • Penegakan hukum yang tidak konsisten dan lemah,juga menjadi salah satu faktor penyebab Indonesia terus terpuruk. Ditengah-tengah krisis kepercayaan terhadap lembaga-lembaga hukum seperti kepolisian,kejaksaan,dan pengadilan,upaya menghadirkan lembaga alternatif KPK juga tidak serta merta mengurangi atau meniadakan tindak pidana Korupsi,bahkan angka korupsi justru semakin tinggi. Mengapa demikian?karena penegakan hukum ditenggarai masih tajam kebawah tetapi tumpul keatas,artinya bahwa bila ada pelanggaran hukum yang menyangkut orang-orang yang berkuasa,pelaksanaan hukumnya biasanya mental.dan ini menjadi contoh yang tidak baik bagi yang lain,apalagi pengenaan hukum kepada pelaku-pelaku tindak korupsi yang nyata-nyata terbukti melakukan tindak pidana korupsi juga masih dikategorikan ringan,bahkan tidak jarang pelaku tindak korupsi hanya menjalani hukuman sebentar karena terpotong oleh remisi hari keagamaan,dan hari kemerdekaan. Belum lagi fasilitas yang luar biasa yang mereka peroleh didalam tahanan,yang tidak serta merta membuat para pelaku tindak pidana korupsi jera. Dan keadaan ini diperburuk lagi dengan 'mentalitas' oknum aparatur penegak hukum yang terbukti melakukan jual beli hukum untuk kepentingan pribadinya. Melalui media kita dapat melihat berapa banyak oknum polisi,oknum kejaksaan,ataupun oknum hakim yang ditangkap karena kasus 'suap atau sogok'.Kalau lembaga-lembaga hukum seperti Kepolisian,kejaksaan,ataupun kehakiman tidak benar-benar bersih sampai kapanpun tidak akan pernah dapat tercapai pemerintahan yang benar-benar bersih (clean goverment).
  • Kepemimpinan yang tidak kuat dan lemah. Faktor kepemimpinan sangat fundamental bagi tercapainya negara kesejahteraan (welfare state).Dengan karakter kepemimpinan yang tegas,jujur,dan memiliki keberpihakan kepada rakyat dipastikan akan dapat lebih mempercepat tercapainya kesejahteraan rakyat.Pemimpin yang benar-benar mendapat legitimasi dari rakyat bukan karena faktor uang,tapi lebih kepada 'mendapat kepercayaan dan keyakinan tulus dari rakyat' tentu akan mendapat dukungan penuh dari rakyat. Disamping legitimasi kuat dari rakyat,pemimpin yang bersangkutan memiliki ketegasan,tidak ragu-ragu apalagi mencla mencle. Berani mengambil kebijakan untuk kepentingan rakyat,sekalipun mungkin kebijakan tersebut tidak populer. sampai pada suatu waktu rakyat menyadari bahwa kebijakan tersebut ternyata perlu dan berguna bagi rakyat. Dan sayangnya bangsa ini pada saat ini belum memiliki pemimpin yang memiliki style seperti itu.
  • Ketergatungan yang sangat tinggi terhadap negara lain utamanya negara-negara besar seperti Amerika Serikat,membuat bangsa ini terombang ambing terhadap percaturan dunia global. Bangsa ini terpaksa dan dipaksa untuk mengikuti ekonomi pasar bebas,sekalipun kita sebagai suatu bangsa belum siap untuk itu. Sistem perekonomian kita disadari atau tidak sudah mengarah kepada sistem ekonomi liberal,dan disadari atau tidak berimbas kepada para pedagang kecil yang pelan tapi pasti sudah mulai banyak yang gulung tikar.Sejarah membuktikan ketika Indonesia mengalami krisis ekonomi tahun 90-an,pedagang kaki lima (pedagang kecil) tetap eksis dan justru tetap bertahan. Perekonomian yang disusun berdasarkan asas kekeluargaan seperti yang termaktub didalam pasal 33 UUD-1945 hanya tinggal hiasan,karena pemerintah lebih mengedepankan perekonomian makro dan mengabaikan perekonomian mikro. Lihatlah di jalan-jalan kecil dan sempit dipedesaanpun sudah berdiri ritel-ritel pusat belanja besar yang didirikan dengan modal besar dan mematikan pedagang-pedagang kecil,dan akhirnya ketika mereka dipaksa gulung tikar semakin bertambahlah rakyat yang miskin dan melarat.
  • Allah Tuhan Yang Maha Kuasa menganugerahi bangsa ini kekayaan sumber daya alam yang berlimpah-limpah dan seyogyanya dapat dinikmati sebesar-sebesarnya untuk kemakmuran rakyat,tapi apa yang terjadi?lihatlah bagaimana kehidupan rakyat Papua,rakyat Kalimantan,dan rakyat-rakyat lain dimana didaerahnya memiliki kekayaan sumber daya alam apakah kehidupan mereka sudah sejahtera?
Dari beberapa faktor yang tertera diatas,seharusnya pemerintah sebagai penerima mandat kekuasaan penyelegaraan negara dapat melakukan kebijakan-kebijakan yang lebih pro rakyat,sehingga Hut Proklamasi Republik Indonesia yang ke-67 ataupun Hut Republik ini selanjutnya sudah lebih banyak lagi rakyat yang benar-benar merasakan makna 'Hari Kemerdekaan'.Semoga!

Tuesday, August 2, 2011

JIKA KREDIBILITAS KPK MULAI DIRAGUKAN

Adalah staatsmen Marzuki Alie Ketua DPR yang melemparkan wacana kepada publik melalui media yang menyatakan,kalau seandainya tidak ada lagi orang yang kredibel di KPK,sebaiknya KPK dibubarkan dan para koruptor diampuni dengan syarat mengembalikan semua asset yang diduga didapatkan dari hasil korupsi.Wacana yang disampaikan oleh Marzuki Alie serta merta menuai kontroversi dikalangan masyarakat,bahkan banyak para tokoh masyarakat maupun para elit politik menyebut Marzuki sedang tidak sehat,dan bukanlah seorang negarawan karena mencederai rasa keadilan masyarakat. Bahkan dalam acara talk show Jakarta Lawyers Club di TV One penasehat KPK Abdullah menyamakan Marzuki Alie dengan Iblis dan Setan.
Sesungguhnya kalau kita cermati staatsmen yang disampaikan oleh Marzuki Alie tidak ada yang salah,karena kata 'seandainya' yang disampaikan oleh Marzuki Alie adalah kalau memang di KPK benar-benar sudah tidak ada lagi orang-orang yang dipercaya untuk mengemban amanat melakukan pemberantasan korupsi seperti yang diamanatkan oleh undang-undang No 30 tahun 2002.Karena seiring dengan adanya 'nyanyian Nazaruddin' yang menuding adanya konspirasi pimpinan KPK yakni Ade Chandra maupun Ade Rahardja (penindakan KPK) dengan Anas Urbaningrum ketua Partai Demokrat untuk menjadikannya sebagai korban kasus korupsi pengadaan wisma atlet sea games Palembang maupun pembangunan komplek olah raga Hambalang. Benar atau tidaknya tudingan dari Nazaruddin melalui wawancara langsung melalui sky fee dengan menunjukan barang bukti seperti flash disc maupun CD,tak urung pernyataan Nazaruddin inipun menimbulkan kontroversi,karena kemudian Ade Rahardja mengakui pernah bertemu dengan Nazaruddin ditemani oleh juru bicara KPK yakni Johan Budi.Dan dengan adanya pengakuan ini menimbulkan dugaan-dugaan sekaligus melahirkan keraguan atas kredibilitas KPK,walaupun kemudian KPK melakuan pemeriksaan internal terhadap nama-nama yang disebutkan oleh Nasaruddin yang dipimpin langsung oleh penasehat KPK Abdulla Hehanuwa.
Kasus-kasus dugaan keterlibatan oknum KPK didalam kasus-kasus Korupsi bukan merupakan cerita baru,karena sebelumnya Ade Chandra dan Bibit juga pernah diduga pernah terlibat 'bermain' dalam kasus sisminbakum yang melibatkan Anggoro Widjoyo bos PT. MASARO,yang menurut Anggodo Widjoyo Bibit Chandra telah menerima suap,walaupun kemudian tuduhan ini hilang lenyap seiring dengan 'deeponering' atau penghentian kasus yang dilakukan kejagung atas desakan masyarakat,namun tak urung kasus ini sampai sekarangpun masih meninggalkan sisa dugaan keterlibatan bibit-chandra,seperti yang sering disampaikan OC Kaligis pengacara Anggodo Widjoyo,didalam beberapa kesempatan.
Apapun ceritanya yang jelas harapan masyarakat terhadap KPK benar-benar sangat tinggi sebagai tempat untuk mencari keadilan utamanya masalah-masalah yang menyangkut kasus-kasus korupsi,yang sampai sekarang menjadi 'public enemy' yang ditenggarai menjadi salah satu penyebab terpuruknya perekonomian bangsa,sekaligus menyebabkan rakyat semakin sengsara. Dimana lembaga-lembaga hukum seperti Kejaksaan dan Kepolisian masih diragukan kredibilitasnya,karena ulah segelintir oknum-oknum aparat yang masih melakukan jual beli hukum untuk kepentingan pribadinya.
KPK sebagai lembaga ad-hock yang keberadaannya masih sangat dibutuhkan oleh masyarakat sebagai alternatif mencari keadilan terkait kasus-kasus korupsi seyogyanya segera melakukan pembenahan,dan itu dapat dimulai dengan mencari orang-orang yang kredibel yang jejak rekamnya benar-benar bersih untuk memimpin KPK,dan terlepas dari kepentingan golongan maupun kepentingan partai-partai politik,dan itu dapat dimulai dari usaha yang benar-benar serius dan bersih dari panitia seleksi yang juga hendaknya adalah orang-orang yang juga rekam jejaknya bersih. Karena untuk membersihkan lantai yang kotor juga dibutuhkan sapu yang bersih.Dan jauh lebih penting lagi adalah 'itikad baik' dari DPR untuk benar-benar mendukung pemberangusan koruptor dari bumi Indonesia dengan melakukan tugasnya secara bersih dan benar dalam melakukan 'fit and proper test'calon-calon pimpinan KPK sehingga yang terpilih benar-benar dapat melaksanakan apa yang menjadi harapan rakyat,sekaligus membekali KPK dengan perundang-undangan yang benar-benar dapat membuat KPK dapat melaksanakan tugasnya dengan baik dan benar tanpa harus terhambat oleh peraturan-peraturan yang menghalangi kerja KPK,sekaligus juga membuat aturan yang jelas dan tegas bagi para anggota KPK,agar kewenangan yang dimiliki KPK tidak serta merta membuat anggota KPK seolah-olah kebal hukum.Aturan yang dibuat sekaligus mengantisipasi kemungkinan terjadinya penyimpangan wewenang,sekaligus penyalahgunaan wewenang dengan ancaman hukuman yang jauh lebih berat,sebagai 'shock therapy' kepada oknum-oknum KPK yang berniat untuk 'bermain-main' dengan kewenangannya,karena bagaimanapun mereka juga adalah 'manusia' yang bisa saja tergoda dengan godaan dunia.
Sementara KPK melakukan 'action' pemberantasan korupsi,hendaknya pemerintah juga harus sudah memulai melakukan pembersihan terhadap lembaga-lembaga penegakan hukum seperti Kepolisian dan Kejaksaan,dimulai dengan melakukan rekrutmen yang benar-benar bersih,dan melakukan disposisi dan reposisi untuk menempatkan orang-orang yang dinilai memiliki rekam jejak bersih untuk memimpin lembaga-lembaga hukum tersebut sekaligus melakukan pembenahan internal,sehingga kelak lembaga-lembaga hukum tersebut dapat kembali menjalankan fungsinya dan benar-benar dapat dipercaya oleh rakyat,sehingga lembaga KPK dapat benar-benar dibubarkan karena memang tidak dibutuhkan lagi,sekaligus dapat mengalihkan anggaran untuk KPK bagi kepentingan rakyat. Dengan demikian apa yang diamanatkan didalam Pembukaan UUD-1945 ,"memajukan kepentingan umum,mencerdaskan kehidupan bangsa...",dapat segera direalisasikan pemerintah. Sehingga tidak perlu lagi Kepala Desa didaerah perbatasan Kalimantan dengan Malaysia mengancam akan mengibarkan bendera Malaysia didaerah Indonesia diperbatasan,karena mereka menilai pemerintah tidak memperhatikan kesejahteraan mereka terutama terkait dengan sarana infrastruktur utamanya prasarana jalan (Berita Sore Metro TV 02/08/2011).Semoga Indonesia kedepan dapat lebih baik itu harapan rakyat Indonesia.

Monday, June 27, 2011

BANYAK PENJAHAT JADI PEJABAT (O...Seram!)

Ketika memberikan pengarahan kepada lulusan baru profesi akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB)UGM,sabtu (25/06) Wakil Ketua KPK Bibit Selamat Riyanto mengatakan akibat politik uang (money politic) di Indonesia sekarang banyak penjahat jadi pejabat.Maka tidak heranlah diera sekarang ini banyak pejabat yang tersangkut berbagai kasus kejahatan utamanya masalah korupsi. Menurut rilis KPK yang diambil oleh berbagai media ditanaha air untuk tahun 2011 ini saja ada sekitar sepuluh kepala daerah diduga melakukan tindak pidana korupsi dan kasusnya sedang ditangani KPK,belum lagi adanya 22 kepala daerah yang juga diduga melakukan tindak pidana korupsi yang kasusnya masih dipelajari dan dilengkapi KPK untuk dapat diperiksa sebagai tersangka dalam dugaan korupsi.Terlepas dari upaya yang dilakukan KPK dalam rangka melakukan penindakan terhadap oknum-oknum pejabat yang diduga terindikasi kasus kejahatan korupsi,apa yang diutarakan oleh Bibit Selamat Riyanto patut untuk dijadikan pemikiran apa jadinya nasib rakyat Indonesia kalau para penjahat jadi pejabat?

Didalam pemberitaan harian Kompas (27/06)mantan Wakil Presiden Try Sutrisno mengatakan bahwa banyak negara diluar Indonesia seperti Singapura dan Malaysia yang mengadopsi ideologi Pancasila walaupun mereka tidak menyebut ideologi tersebut dengan Pancasila tetapi nilai-nilai ideologi tsb adalah jelas diambil dari sila-sila Pancasila dan terbukti ketika mereka menjadikan nilai-nilai tersebut sebagai pedoman penyelenggaraan pemerintahannya maka kedua negara tersebut dapat menjadi negara yang maju secara ekonomi. Bagaimana dengan Indonesia? pernyataan yang dilontarkan oleh seorang wakil ketua KPK tsb sangat tendensius dan wajib dipercaya karena yang menyampaikan adalah orang yang sangat berkompeten dibidangnya,dan faktanya memang tidak dapat dipungkiri bahwa indeks angka korupsi di Indonesia dari tahun ketahun tidak pernah turun dan cendrung menaik, tajam.Setiap hari,setiap jam,dan setiap menit rakyat selalu disuguhi berita-berita kasus korupsi dari berbagai media ditanah air,dan sayangnya kasus-kasus korupsi justru dilakukan oleh pejabat yang dulunya dipilih rakyat karena berjanji akan berbuat untuk kemajuan rakyat.

Sunggguh sangat ironis sekaligus memprihatinkan jika demokrasi dijadikan sarana untuk melegetimasi sekumpulan penjahat untuk menjadi pejabat. Apa yang terjadi ini sesungguhnya sekaligus memperlihatkan suatu bukti bahwa sepanjang rakyat masih terbius dengan kilauan uang,dan sekaligus menunjukan betapa rendahnya kualitas para pemilih sebagian besar rakyat Indonesia yang karena terbius dengan rayuan uang dan penampilan sehingga mengabaikan hal-hal yang seharusnya menjadi pilihan utama seperti latar belakang karakter kejujuran (keimanan),dan kemampuan memimpin.Atau sudah saatnya seluruh komponen bangsa ini melakukan mengkaji ulang apakah memang demokrasi itu masih layak dijadikan wadah untuk meilih para pemimpin yang terbukti korup dan menyengsarakan rakyat,atau barangkali rakyat harus bersiap lahir bathin untuk menerima kesengsaraan dan penderitaan yang terus berkelanjutan.

Apapun ceritanya adalah sebuah fakta dinegara kita sekarang 'banyak penjahat yang jadi pejabat' oleh karena itu bersiap-siaplah untuk menerima ketidak adilan dan kesengsaraan. Tapi kalau kita ingin agar kehidupan rakyat semakin sejahtera seperti halnya yang menjadi cita-cita proklamasi 17 Agustus 1945 yang termaktub dalam Pembukaan UUD-1945 alinea ke-IV mari kita buka kesadaran atas dasar kecerdasan untuk sama-sama menempatkan 'penjahat yang jadi pejabat' dihabitat aslinya yakni penjara dengan cara bersama-sama mengawasi jalannya pemerintahan,melaporkannya kepada pihak terkait utamnya KPK,dan bersatu melawan dan menyingkirkan para penjahat yang jadi pejabat. Insya Allah kalau semua rakyat menyadari bahwa apa yang terjadi sekarang (penjahat jadi pejabat) dibiarkan,maka itu sama artinya kita akan membiarkan anak cucu keturunan kita akan hidup dialam kesengsaraan dan penderitaan yang jauh lebih dashyat lagi.

Saturday, June 18, 2011

INDONESIA dan KEJUJURAN

Ketika media secara berjamaah membuat pemberintaan tentang derita 'keluarga Siami' yang terpaksa dievakuasi dari rumahnya sendiri oleh aparat keamanan karena diserbu warga masyarakat para orang tua siswa kelas VI SD Negeri Gadel II Tandes Surabaya,yang tidak terima karena laporan Siami kepada pihak terkait adanya dugaan 'aksi contek massal' yang dilakukan secara sistemastis yang dikoordinir oleh kepala sekolah dan beberapa orang guru. Laporan Siami kepada dinas pendidikan setempat membuat para orang tua yang anaknya juga mengikuti Ujian Nasional serta merta seperti kebakaran jenggot (meskipun mereka tidak semua berjenggot ataupun kategori kambing). Mereka merasa khawatir akibat laporan dari Siami tersebut akan membuat anak-anaknya yang mengikuti ujian nasional bisa tidak lulus dari sekolah dasar,dan para orang tua merasa bahwa semua itu tidak akan pernah terjadi kalau seandainya Siami tidak 'lancang' melaporkan adanya indikasi aksi nyontek massal di SD Negeri Gadel II Tandes Surabaya tsb. Bagi para orang tua apapun ceritanya bagi mereka yang penting anak-anak mereka lulus dari ujian nasional yang sangat-sangat menyeramkan bagi mereka,dan sakin seramnya membuat mereka hilang akal sehat. Kasus bermula dari keluhan putranya yang menceritakan,bahwa gurunya Di SD Negeri Gadel II memaksa anaknya untuk memberikan hasil ujiannya kepada anak-anak yang lain. Putra Siami tergolong siswa yang cerdas dikelasnya,dan menurut akal sehat Siami apa yang dilakukan oleh oknum guru tersebut jalas mencederai nilai-nilai luhur dari suatu pendidikan,karena dapat menimbulkan akibat yang tidak baik bagi para siswa utamanya bagi putranya sendiri,hal itu yang mendorong Siami melaporkannya kepada pihak yang terkait.

Kasus yang terjadi kepada Siami sesungguhnya bukanlah kasus yang pertama terjadi di Indonesia terkait dengan 'keberanian untuk jujur' yang pada akhirnya membuat sipemberani menjadi 'terbujur'. Barang kali kita masih ingat dengan 'Komjen Susnoduadji' yang karena keberaniannya membongkar borok dikepolisian terkait dengan terlibatnya oknum perwira tinggi diKepolisian sebagai makelar kasus penggelapan pajak yang dilakukan oleh oknum pegawai Depkeu Gayus Tambunan,justru terpuruk masuk tahanan dan diadili dalam kasus lain terkait dengan dana pengamanan pilkada di Jawa Barat.Kasus mana menurut pengacaranya Henry Yosodiningrat dimedia adalah kasus yang dicari-cari sebagai wujud ketidak senangan oknum diinstitusi Polri atas 'nyanyian Susno' kepada publik. tapi terlepas dari benar atau tidak yang pasti Susno ditahan setelah ybs menyampaikan kejujurannya terkait dengan kasus keterlibatan oknum perwira tinggi Polri terhadap berbagai kasus-kasus korupsi.Dan yang teranyar setelah kasus Siami ini adalah rencana direcallnya anggota DPR Wa Ode Nurhayati dari fraksi PAN yang didalam acara 'Mata Najwa di Metro TV' mengatakan bahwa di DPR banyak penjahat anggaran dan menyebut ketua DPR Marzuki Ali sebagai penjahat anggaran. Akibat ucapannya ini Wa Ode dipanggil BK dan diancam akan direcall dari DPR,bahkan berita terakhir telah muncul pula tuduhan bahwa Wa Ode telah melakukan serangkaian penipuan terhadap sejumlah pengusaha didaerah terkait dengan tuduhan bahwa Wa Ode Nurhayati telah menjanjikan sejumlah anggaran kepada daerah (makelar anggaran). Banyak lagi contoh-contoh kasus yang mencerminkan banyaknya ketidak jujuran dinegeri tercinta ini seperti 'pengungkapan kasus bank centurry' yang sampai detik ini tidak jelas,mengapa banyak koruptor yang telah lebih dulu melarikan diri keluar negri baru terbit pencekalannya seperti halnya kasus akhir-akhir ini. Komitmen SBY sebagai panglima pemberantasan korupsi dan berada digaris depan,justru dinilai oleh sebagaian anggota masyarakat justru hanya sebagai 'live service',dan tidak terbukti mampu menjaring koruptor kakap. Karena justru indeks angka kerugian negara akibat korupsi justru semakin tinggi pada masa pemerintahan SBY demikian menurut analisa para pengamat.
Sesungguhnya kejujuran adalah kualitas manusiawi dalam praktek moral sehari-hari . Kejujuran dan kepentingan (apalagi politis) selalu bertabrakan dan saling meniadakan. Kejujuran atau kepentingan mana yang lebih dominan ditentukan kadar idealisme individu. Makin tipis,rapuh,pragmatis,pilihannya pasti jatuh pada kepentingan (vice versa). Dan memang faktanya kejujuran selalu dikalahkan oleh faktor kepentingan.
Pada masa kini tidak mudah menemukan model kejujuran dalam arti penuh atau total. Kecuali figur the chosen one dan diberkahi Tuhan.Manusia selalu dicederai ketidakjujuran dalam hidupnya. Terlepas ari konteks metafisnya,ketidakjujuran muncul sepanjang proses pengalaman,koeksistensi,dan interaksi antar individu.Fenomena ketidakjujuran umumnya muncul sebagai reaksi (biasanya refleks) atas stimulasi dan kondisi yang melingkupi dan menghimpit. Sejenis mekanisme pertahanan diri dalam bahasa psikologis. Dan itu artinya proses ketidakjujuran akan terus berkelanjutan dan sistemik,jika kasus-kasus seperti yang terjadi di Tandes Surabaya Jawa Timur tidak ditindak lanjuti dalam arti menjadi suatu pembelajaran,ataupun kasus Susno,kasus Wa Ode Nurhayati, ataupu yang lainnya yang berani mengungkapkan ketidakjujuran tidak diapresiasi dengan positif oleh pemerintah dan masyarakat,maka sampai kapanpun tidak akan ada satu anak bangsapun yang akan berani mengungkapan ketidakjujuran dan ketidakberesan dinegeri ini,dan itu artinya bersiap-siaplah kita menuju 'NEGARA GAGAL'.

Friday, March 18, 2011

MASIH ADAKAH RASA AMAN di NEGERI INI???

Akhir-akhir ini pemberitaan media cetak dan media elektronik getol memberitakan tentang maraknya kembali aksi teror bom dalam bentuk yang diselipkan dalam buku. Aksi teror bom tersebut semakin berkibar terlebih setelah dipublikasikan media secara 'eksklusif',karena yang menjadi korban aksi bom buku tersebut kebetulan adalah para pesohor dinegeri ini,mulai dari politikus (ulil),aparat keamanan (Gorismere),tokoh pemuda (yapto),sampai kepada penyanyi dan pencipta lagu Ahmad Dhani pentolan DEWA 19.
Teror bom kali ini berbeda dari kejadian teror bom yang sebelumnya pernah terjadi di Indonesia,karena pelaku teror bom biasanya mengarahkan bom kepada objek-objek tertentu tanpa memfokuskan aksi teror kepada individu tertentu,namun kali ini aksi teror tersebut ditujukan kepada tokoh-tokoh tertentu yang notabene adalah para pesohor yang terkenal dan dikenal oleh masyarakat secara luas.Apa yang salah dengan para pesohor tersebut sehingga mereka menjadi sasaran aksi bom kali ini? demikian pertanyaan-demi pertanyaan yang muncul dari warga masyarakat. Dan para pengamat yang berasal dari berbagai latar belakang yang berbeda baik dari mantan aparat seperti Hendro Priyono,Arsyad Mbai,maupun para anggota parlemen,dan tidak ketinggalan para mantan pelaku kasi teror memberikan analisanya secara sendiri-diri yang ujung-ujungnya semakin membuat warga masyarakat semakin bingung,karena masing-masing pengamat memberikan argumentasi melebihi para 'cenayang' atau peramal yang dapat mengetahui apa yang dan akan terjadi.Ada para pengamat mengatakan aksi teror kali ini sesungguhnya adalah bukan teror tetapi adalah suatu rekayasa yang dilakukan oleh orang-orang tertentu untuk mengalihkan isu tentang 'kasus Wikileaks' yang menyudutkan pemerintahan SBY,ataupun pengalihan isu terhadap kasus 'Mafia Pajak'. Ada sebagian para pengamat mengaitkan ini dengan 'bentuk cari perhatian' dari para teroris untuk menjelaskan kepada mereka masih ada dan masih memiliki kekuatan,karena pasca tewasnya gembong teroris seperti Dr.Azhari,Nurdin M Top, Dul Matin,dan terakhir aksi perampokan Bank CIMB Niaga kegiatan aksi teror bom relatif sepi,karena petugas berhasil melakukan tindakan refresif terhadap kekuatan-kekuatan para pelaku teror termasuk pengguntingan sumber dana yang terkait dengan para pelaku teror,jadi aksi ini seolah-olah adalah merupakan 'proklamasi' tentang masih eksisnya mereka,dengan melakukan teror bom terhadap para pesohor tersebut tentunya mereka akan mendapatkan publikasi gratis dari media,sehingga penyandang dana mereka yang ada dimana-mana diharapkan masih mau mendanai kegiatan mereka. Pendapat ini mungkin masih dapat diterima akal,karena memang paket bom yang diselipkan dalam pengiriman buku tersebut menurut pihak keamanan tergolong berdaya ledak rendah,artinya tidak bertujuan mematikan tetapi sekedar memberikan 'shock therapy' atau lebih tepatnya mencari perhatian. Ada pengamat yang lainnya mengkaitkan aksi teror bom kali ini terkait dengan persidangan 'Abu Bakar Bahasyir' yang sedang dalam proses persidangan terkait dengan tuduhan ikut mendanai kegiatan aksi teror di Indonesia.
Terlepas dari banyaknya analisa dan dugaan yang terkait dengan aksi bom buku tersebut,yang jelas sebagian masyarakat Indonesia merasakan 'ketidak amanan dan ketidaknyamanan'. Beberapa waktu terakhir kehidupan masyarakat memang benar-benar berada dalam titik nadir,aksi teror bom adalah sebagian dari aksi-aksi anarkhi yang terjadi di Indonesia,masih segar dalam ingatan kita bagaimana aksi konflik yang menimpa pengikut Ahmadiyah,konflik antar warga masyarakat,konflik supporter bola,perampokan yang kerap membawa korban jiwa,semuanya ini memberikan situasi 'yang tidak aman dan nyaman' bagi masyarakat.Masyarakat mulai membanding-bandingkan situasi keamanan pada masa Presiden Suharto yang memang relatif jauh lebih aman dan nyaman. Walaupun memang membandingkan situasi saat sekarang ini dengan era Presiden Suharto rasa-rasanya juga tidak bijak,karena keadaan dan situasi kemasyarakatan juga jelas berbeda. Pada masa Suharto berkuasa 'HAM' belum benar-benar menjadi sesuatu yang dikedepankan,sementara pada saat ini aparat keamanan dituntut harus benar-benar mengedepankan 'HAM',dan sayangnya akibat pemahaman yang cendrung sempit menyebabkan aparat keamananpun menjadi terlalu berhati-hati dan akibatnya terkesan lamban.
Namun terlepas dari masalah tersebut diatas ,keamanan diri dan properti merupakan hak yang melekat pada setiap orang.,seperti yang termaktub didalam Pembukaan UUD-1945 alinea ke-IV."...melindungi segenap tumpah darah Indonesia..."Negara wajib menciptakan kondisi aman dan nyaman,bukan dengan menjaga orang perorang. Jika negara gagal,tiap orang perlu pengawalan pribadi. Sikap perlunya bodyguard seperti ucapan aparat keamanan setiap kali terjadi perampokan nasabah bank,"Mengapa tidak minta pengawalan polisi?",menunjukan kerancuan tentang hak publik dan fungsi penyelenggara negara seperti yang diamanatkan Pembukaan UUD 1945 untuk melindungi seluruh tumpah darah Indonesia termasuk didalamnya melindungi masyarakat dari rasa tidak aman dan tidak nyaman.
Negara wajib menciptakan kondisi yang kondusif bagi nasabah yang mencairkan dananya di bank. Jika polisi harus menjalankan fungsi bodyguard bagi orang perorang,ini menunjukan anomali dalam sistem kehidupan publik.Karena seharusnya masyarakat memang harus mendapatkan rasa aman dan nyaman,tanpa harus secara khusus meminta itu dari aparat keamanan.Dan perlu dicatat apabila pemerintah sebagai aparatur penyelenggara negara tidak memiliki kemampuan memberikan rasa aman dan nyaman kepada setiap warga,dalam arti hukum dan aparatur keamanan tidak mampu menjalankan fungsinya dengan sebenar-benarnya maka apa yang dikatakan para tokoh lintas agama (Din Syamsuddin Cs) rasanya memang tidak berlebihan,bahwa kita menuju kepada 'NEGARA GAGAL'. (semoga itu tidak sampai terjadi).

Tuesday, March 15, 2011

WEH...IKI OPO (WIKILEAKS)ngobrak abrik Indonesia

Belum lagi habis sensasi 'rencana Resufflhe Kabinet yang antiklimaks' buntut perseteruan Partai Demokrat dengan dua partai koalisinya Pasca gagalnya Pansus Pajak,SBY kembali menuai 'badai' dengan adanya pemberitaan dua harian diAustralia The Sidney Herald dan The Age tentang penyalahgunaan kekuasaan yang dilakukan oleh Presiden SBY dan Ny Ani Yudhoyono. Pemberitaan dua harian terkemuka diAustralia tsb bertepatan dengan kunjungan Wakil Presiden Budiono KeAustralia menimbulkan spekulasi dari banyak analis politik yang menghubungkan kasus ini dengan kasus-kasus sebelumnya yang mewarnai naik turunnnya hubungan Indonesia-Australia baik diera Presiden sebelumnya seperti era Presiden Suharto,karena disinyalir ada sebagian kelompok-kelompok politisi diAustralia tidak menginginkan hubungan antara pemerintah Australia dan Indonesia dalam kondisi mesra sebagai negara tetangga. Namun terlepas dari adanya dugaan tersebut media Australia The Age,jumat menurunkan berita dengan judul"Yudhuyono Abused Power" dan berita terkait yang berjudul Bambang Thank You Ma'am" intinya adalah mendiskriditkan SBY sebagai Presiden RI dan Ani Yudhoyono sebagai ibu negara yang mempergunakan kekuasaannya untuk kepentingan pribadinya.Adapun sumber berita itu menurut kedua media tsb dirilis dari dokumen rahasia Wikileaks yang menghebohkan dunia tersebut. Sekalipun setelah munculnya pemberitaan tersebut 'pihak Istana mengatakan bahwa berita tersebut adalah berita sampah' tapi tidak urung orang-orang dekat SBY seperti mensesneg Sudi Silalahi,menko polkam,sampai mentri luar negri ditengah kesibukannya mengurus TKW yang bermasalah diluar negri termasuk Darsiyem TKW yang diancam hukuman pancung diArab Saudi juga kecipratan tugas baru untuk membantah pemerintahan tersebut dan sampai-sampai merasa perlu memanggil Duta Besar Amerika SerikatSCOT MARCIEL untuk mengklarifikasi kebenaran pemberitaan tersebut,karena menurut kedua media tersebut berita itu mereka rilis dari dokumen rahasia yang dirilis oleh wikileaks melalui situsnya,yang diakui wikileaks dokumen tersebut diperoleh dari pembocoran kawat diplomatik AS yang berasal dari kedutaan besar Amerika Serikat diJakarta.
WikiLeaks atau wikileaks adalah organisasi internasional yang bermarkas diSwedia. Situs wikileaks menerbitkan dokumen-dokumen rahasia sambil menjaga kerahasiaan sumber-sumbernya,situs tersebut mulai diluncurkan semenjak tahun 2008. Organisasi ini sendiri didirikan oleh desiden politik china,dan juga jurnalis matematikawan,dan tekhnologi dari AS,Taiwan ,Eropah,Australia,dan Afsel. Dan menurut artikel koran dan majalah The New Yorker mendiskripsikan Julian Assange jurnalis dan aktivis internet Australia yang kini menjadi buronan banyak negara termasuk Inggris yang sangat bernafsu untuk membawanya,diklaim sebagai direktur Wikileaks ini,Sumber dokumen rahasia yang dimiliki mereka diklaim berjumlah 251.287 dokumen yang diperoleh dari pembocoran rahasia 274 kedutaan besar Amerika Serikat diseluruh dunia,dan sampai sejauh ini dokumen y6ang baru dirilis dan dipublikasikan kepada khalayak umum belum sampai 300 dokumen. Dengan jumlah dokumen belum sampai 300 yang dibuka kepada umum saja sudah menimbulkan kekacauan dibanyak negara,bagaimana jadinya kalau seluruh dokumen yang mereka miliki dibuka keseluruhan kepada umum,bagamana jadinya?dan untuk dokumen yang berasal dari kedutaan besar Amerika serikat diJakarta saja disinyalir ada 3059,dan hanya baru seperseribunya saja diekspos kemedia sudah menimbulkan polemik bagi pemerintahan RI (Presiden SBY),bagaimana pula kalau keseluruhannya?Dan satu hal yang perlu dicermati adalah persyaratan wikileaks disitusnya dikatakan bahwa mereka sengaja mencicil publikasi dokumen pada saat yang tepat dengan tujuan agar publikasi dokumen tersebut mendapat perhatian publik yang memadai.Karena menurut mereka (wikileaks) apabila dilepas sekaligus,rahasia negara yang penting bisa terlewat dari perhatian masyarakat.
Apa yang dapat kita cermati dari penjelasan wikileaks dari situsnya secara jelas menunjukan niat dari wikileaks ini tentunya melahirkan 'polemik' dan goncangan politik dinegara-negara y6ang dokumen rahasianya dipublikasikan,karena dapat dipastikan publikasi dokumen rahasia tersebut jelas-jelas menyangkut kebijakan pemerintahan ataupun kepala pemerintahan yang seyogyanya tidak patut untuk diketahui publik. Terlepas dari kebenara isi dokumen tersebut banyak para analis politik yang membenarkan isi dokumen tersebut. Kalau ditilik lebih seksama betapa 'Amerika Serikat' ternyata mengabaikan prinsip diplomatik berdasarkan 'konvensi wina 1211' yang salah satu pointnya bahwa prinsip tidak mencampuri urusan dalam negri dari suatu negara yang berdaulat dalam kerangka hubungan diplomatik antar negara.Amerika serikat masih memposisikan dirinya sebagai 'polisi dunia' dan merasa sangat berhak untuk mengontrol kebijakan suatu negara dimana saja didunia ini,padahal diera globalisasi sekarang ini tidak ada satu negarapun dapat mengklaim negaranya 'lebih' dari negara lainnya.
Dan bagi Indonesia sendiri khususnya pemerintahan Presiden SBY tidak perlu 'kasak kusuk' ataupun kebakaran jenggot dengan adanya 'pemberitaan tersebut' tetapi cukup memberikan penjelasan yang sebenarnya tanpa kesan membela diri sekaligus membawa kasus ini keranah hukum,seperti yang dilakukan mantan Presiden Suharto terhadap Majalah Times,ketika majalah tersebut dalam salah satu edisinya memuat Suharto melakukan korupsi pada masa kekuasaannya. Dengan demikian rakyat dapat menerima informasi yang sesungguhnya,sekaligus akan melahirkan simpati bagi pemerintah sekaligus dapat menjalankan program pembangunan yang tertunda termasuk masalah-masalah korupsi,naiknya harga minyak dipasar internasional sedikit banyaknya akan semakin menambah beban penderitaan rakyat,daripada menghabiskan energi menanggapi pemberitaan dari wikileaks tersebut,karena bagaimanapun masih ada 3000-an lebih dokumen yang menyangkut Indonesia yang belum dipublikasikan oleh wikileaks,kalau untuk berapa dokumen saja pemerintah RI (SBY) sudah terganggu kinerja pemerintahannya,bagaiamana pula kalau samapai ribuan?ujung-ujungnya yang paling menderita tentunya adalah rakayat. Dengan adanya 'peristiwa' ini juga menjadi pembelajaran bagi pemerintah untuk kebih meningkatkan kinerja intelijen agar dapat lebih mengantisipasi kemungkinan bocornya rahasia negara kepada negara lain,karena bagaimanapun Indonesia sebagai negara yang memiliki posisi strategis sekaligus memiliki potensi yang mumpuni dalam percaturan politik global tentunya 'akan selalu diamati'langkah-langkah kebijakannya oleh negara-negara yang merasa memiliki kepentingan. Dan bagi rakyat Indonesia dengan adanya peristiwa ini hendaknya 'lebih melahirkan rasa nasionalisme yang heroik' terkait dengan rasa cinta terhadap bangsa dan negara. Jangan karena ada perbedaan pendapat dengan pemerintah baik thd kebijakannya atau individu pemimpinnya lantas berkoar-koar kedunia luar,ada baiknya kita bercermin thd ucapan Jendral Mac' Arthur yang terkenal dengan keberhasilannya memimpin pasukan sekutu untuk mengalahkan Jepang dalam perqang diAsia Pasifik (PD II),ia mengatakan,"baik atau buruk Amerika adalah negara saya".Semoga kasus Wikileaks ini dapat membuat para pemimpin dinegara ini lebih arif dan bijaksana (amiin).

untuk mengklarifikasi pemberitaan tersebut yang disinyalir diperoleh dari dokumen rahasia kawat diplomatik kedutaan besar AS di Jakarta yang berhasil dibocorkan oleh wikileaks
.